DUIT

Makhluk padat yang satu ini memang bisa menggoyang apa pun. Semua bisa goyah karena 4 hurup ini. Barang bisa dibeli, loyalitas bisa dikantongi, perempuan bisa digandengi, apalagi..??
Belum cukup itu, kyai pun bisa dibeli. Barang yang tadinya haram, dengan duit bisa bikin kyainya cadel, sehingga jadi HALAM. Tambahi gambar Soekarno-Hatta, yang lidahnya sudah cadel jadi tambah sariawan bibirnya, sehingga gak bisa bilang “M” maka jadilah “HALAL”.
Perempuan model apapun bisa disetir dengan duit. Yang kaya bisa disuruh-suruh apapun, apalagi yang kelas kere. Termasuk dalam hal berpose untuk Majalah yang konon untuk pria dewasa. Alasan yang selalu diajukan adalah “Kebebasan berekspresi”. Padahal sejujurnya, ini murni urusan sandang pangan dan napsu setan.
Pose awal memang masih klamben utuh. Lama-lama yang atas semangkin mlotrok, yang bawah semangkin naik. Sampe akhirul kalam, suatu ketika tinggal setutnya doang. (Setut = sabuk).
Hidup memang Mampir Ngombe. Sekali mampir kok tujuannya hanya sekedar bakulan sampil sama perangkat ASI lho… Mbok ya harga diri dan tubuhnya jangan dijual semurah itu tho. Kenapa dijual murah? Karena yang beli makhluk hina dan rendahan macem Pemred majalah esek-esek itu. Cobalah dijual kepada makhluk mulya yang punya iman. Harga diri dan tubuh para perempuan itu akan dibeli dengan harga yang pantas… bukan dengan duit.
Wis klop pancene. Tumbu oleh tutup. Nepsu ketemu nepsu. Iman ketemu Iman.

Posting Komentar

0 Komentar